Minggu, 22 Juni 2014

Khanduri Apam, adat yang terlupakan

AJNN.net

Khanduri Apam, adat yang terlupakanFoto: Etty AJnn

BANDA ACEH- Komunitas peduli budaya dan sejarah Aceh, Aceh Lamuri Foundation (ALIF) gelar festival Khanduri Apam (Serabi) di Museum Aceh, Sabtu (24/5). Acara Khanduri Apam dimaksud untuk membumikan kembali adat dan kebudayaan Aceh yang kian menipis, terutama Khanduri Apam.

Salah satu panitia Linda mengatakan Khanduri Apam digelar dalam rangka membumingkan kembali adat dan kebudayaan Aceh pada moment bulan Ra’jab atau di masyarakat Aceh lebih dikenal dengan bulan Khanduri Apam.

“Dengan festival seperti ini kita mencoba untuk kembali mengingatkan semua masyarakat Aceh dan masyarakat luar kalau budaya Aceh itu masih kental dan tidak terlupakan di Aceh seperti halnya dengan Khanduri Apam,” ujarnya.

Lanjut dia, acara (toet apam) bakar apam atau Khanduri Apam dimasyarakat Aceh sering dilakukan seperti pada saat menempati rumah baru, turun tanah anak dan beberapa acara lainnya. “Sekarang sudah jarang dilakukan apalagi di kota teriring dengan perubahan budaya,” kata dia.

Sementara itu, Tgk Raja Zulkarnain dalam sambutannya mengatakan, bulan apam sudah menjadi bagian dari adat dan kebudayaan masyarakat Aceh yang wajib dimasak setiap bulan ra’jab.“Biasanya masyarakat memasak dengan cara perseorangan ataupun berkelompok”

Acara turut didukung oleh beberapa komunitas, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banda Aceh dan Majelis Adat Aceh (MAA).
| PUAN

Khanduri apam, budaya lokal yang kian tergerus

AJNN.net

 Sabtu, 24 Mai 2014 18:27 WIB

Khanduri apam, budaya lokal yang kian tergerusTgk Raja Zulkarnain

BANDA ACEH - Aceh dikenal dengan ragam budaya. Salah satunya khanduri apam. Nah event ini sering dirayakan masyarakat Aceh pada bulan Ra’jab.  Tetapi sayang,  arus budaya luar ikut menyeret budaya lokal, kini orang-orang semakin jarang menggelar khanduri apam.

“Iya, sekarang sekitar  40 persen masyarakat yang masih mengenang tentang acara seperti itu”, ujar Kepala Bidang Pengembangan Permeseuman dan Sejarah Kepurbakalaan Dinas Pariwisita Aceh, Tgk Raja Zulkarnain. Lebih lanjut kata dia, dari beberapa adat dan kebudayaan Aceh yang hampir menghilang tersebut, ada yang sedang digali kembali.

Salah satunya, kata dia, budaya dan adat Aceh yang sudah hilang seperti Meudamee. Yaitu, adat dan kebudayaan yang mendamaikan orang dalam suatu gampong yang terlibat perkelahian.
” Sekarang mari kita bentuk kembali untuk mengikat tali perdamaian”

Dia juga menyebutkan, banyak hal yang menyebabkan budaya tersebut hilang selain dari  konflik yang berkepanjangan melanda Aceh juga derasnya arus budaya luar yang masuk serta karena hilangnya tokoh-tokohnya adat Aceh.

” Akan tetapi pengaruh terbesar karena masuknya budaya asing, melalui teknologi informasi dan semacamnya yang sulit untuk dibendungi”

Sementara itu, Pamong Budaya Aceh Jamal Syarif mengatakan bahkan penyebutan kata apam saja masih notasi.Selain itu kata dia, ada sekitar 400 lebih jenis kesenian dan adat Aceh, oleh sebab itu pihaknya akan terus melakukan penyelamatan terhadap budaya Aceh, salah satunya kata dia seperti  batu nisan yang sudah ratusan tahun yang didalamnya terkubur tokoh-tokoh Aceh.

Senin, 28 Januari 2013

EKSPEDISI SEJARAH

Hari minggu, gada kerjaan, malas n bosan. aku berfikir untuk mengunjungi tempat-tempat sejarah yang mungkin telah dilupakan orang.aku sempat berfikir beberapa alternatif, benteng, meseum, aceh pedalaman, pelabuhan, atau makam. 
 
Pilihanku jatuh pada makam. aku mau melihat nisan-nisan lama aceh pada kuburan raja dan bangsawan lama. di beberapa daerah di aceh besar, makam-makam tua tidak terurus. Beberapa batu nisan malah sudah dijadikan bate meuasah (atu untuk mengasah pisau atau paang) oelh penduduk. padahal batu-batu itu adalah bukti sejarah yang amat berharga dan memiliki nilai estetika yang tinggi. 
 
Aku mulai dengan ke bengkel...aKu service motorku. udah dua bulan ngak cium bengkel. 
 
Perjalanan mencari makam adalah perjalanan jauh. ada beberapa tempat yang kukenal sebagai tempat pemakaman lama. di peuniti dekat meseum, di daerah perumahan tenatar di dekat mesjid raya baiturrahaman, di kampung pande, dan beberapa diantaranya ada di Peukan Bada. daerah-daerah letaknya berjauhan. makanya aku siapkan mental dan spiritual yang cukup...
 
Selanjutnya ku ayunkan langkah kakiku  ke museum Aceh . di sana ada kuburan iskandar muda

Iskandar muda adalah raja Aceh yang paling besar dan berpengaruh. ia memerintah pada tahun 1607-1636. pada masa pemerintahannya, aceh bukan hanya daerah yang ada saat ini, namun hampir seluruh sumatera dan seluruh Malaya kecuali Malaka. ia juga melakukan hubungan yang baik dengan berbagai negara di dunia. dengan Turki Iskandar muda saling mengirimkan tenaga ahli dan pasukan perang. 
 
Ratusan tenaga ahli meriam datang ke aceh dari turki pada masa pemerintahan iskandar muda. karenanya pada masa itu aceh tidak perlu mengimpor bantuan alat perang dari luar. bahkan beberpaa kerajaan di nusantara memasukkan  perlengkapan senjatanya dari Aceh. 
 
Di samping makam iskandar muda, ada beberapa makam lain, Makam Kandang Mueh. makam kandang meuh artinya makam kandang emas. sayangnya aku belum medapatkan referensi sejarah yang cukup mengenai makam dan istilah ini. sedangkal bacaanku belaum kutemukan istilah ini, dan siapa saja yang dimakamkan di sana. 
 
Dulu... lama sekali sudah, aku pernah dengar kalau di sana dimakamkan keluarga iskandar muda,Iskandar muda punya beberapa istri, diantaranya dari pahang dan bugis,istri dari pahang merupakan permaisuri yang sangat dicintainya,bahkan ia mebangun sebuah taman untuk istrinya ini, ia juga membuat sebuah sungai (Krueng Daroy) yang mengalir di bawah istana.Ini merupakan persembahan Iskandar Muda untuk permaisuri yang sangat dicintainya tersebut.

Dari makam iskandar Muda aku menuju ke perumaham TNI yang tidak jauh dari sana.  Di sini dimakamkan raja-raja awal aceh (abad 16), ini merupakan makam raja sebelum iskandar muda bertahta, menurut penjaganya, raja yang dimakamkan di sini tidak berurutan, artinya ada beberapa raja yang memerintah dalam periode itu dimakamkan di tempat lain,bahkan ada seorang ulama yang hidup pada masa safiatuddin tapi dimakamkan di sana. padahal safiatuddin memerintah pada abad 18, ini berarti selang 200 tahun,
makam ini sedikit terawat, mungkin karena berada di komplek pemukiman penduduk,
 
Setelah di makam ini aku melanjutkan ke kampung pande ...aku kesasar.... terbawa ke kampung jawa,tapi ada yang menarik di sana aku memang sudah lama mau ke kampung jawa, di sini tempat pembuang sampah kot, aroma menyengat langsung tercium ketika baru masuk ke sana tumpukan sampah yang menggunung langsung terlihat.

Daerah ini bersambung dengan pelabuhan ujong pula di sebelah barat, hanya satu kilometer langsung menuju kuala dan berhadapan dengan lautan hindia, dari sana nampak jelas pulau sabang dan kapal yang yang lalu lalang menuju Pulau sabang, banyak orang mancing juga. bahkan jumlah pemancing akan bertambah banyak waktu sore.

Setelah minum2 aku melanjutkan ke rute yang benar,kampung pande mencari makam-makam tua, menurut sejarah di sebut kampung pande karena disini bermukim para ahli dalam berbagai bidang,  pembuat kapal, meriam, perlengkapan perang, perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya,  mereka berasal dari berbagai belahan dunia,  mereka dikenal dengan "pande" artinya para ahli,  makanya kampung itu dinamakan kampung pande, Ada beberapa makam di kampung pande,  namun semuanya tidak terurus dengan baik.

Nampaknya pemerintah tidak terlalu peduli dengan makam-makam ini,  makam tua yang menjadi saksi kebesaran kerajaan aceh masa lalu terbengkalai begitu saja dan tidak dihiraukan. aku tidak tahu apa ada studi intensif yang pernah dilakukan untuk inventarisir makam-makam ini,  pernah kudengar kalau BRR melakukannya,  namun namanya juga BRR, dana sudah keluara banyak hasilnya tidak ada sama sekali,  menurutku harus ada kerja keras dan perhatian serius pemda untuk menyelamatkan aset-aset sejarah ini,  ke depan juga diperlukan penelitian dan inventarisir nisan dan makam ini. ini sekedar harapan.

Guru sejarah juga perlu membawa muridnya jalan2 ke sana untuk perkenalan dengan objek sejarah,  dengan demikian makam-makam  ini "hidup" dan berfungsi ganda, sebagai objek wisata sekaligus objek kajian sejarah. 
 
Aku yakin kalo di eropa atau di daerah yag perkembangan ilmu pengetahuan sudah pesat, makam seperti ini akan dijaka bak emas murni, sebab ini akan menceritakan banyak hal di masa lalu, dari makam ini kita akan tahu kapan dan dengan siapa aceh pernah menjalin hubungan di masa lalu dan bagaimana peredaran ilmu pengetahuan,  namun ini sekali lagi butuh usaha dan kerja keras semua pihak

Hari minggu, gada kerjaan, malas n bosan. aku berfikir untuk mengunjungi tempat-tempat sejarah yang mungkin telah dilupakan orang.aku sempat berfikir beberapa alternatif, benteng, meseum, aceh pedalaman, pelabuhan, atau makam. pilihanku jatuh pada makam. aku mau melihat nisan-nisan lama aceh pada kuburan raja dan bangsawan lama. di beberapa daerah di aceh besar, makam-makam tua tidak terurus. beberapa batu nisan malah sudah dijadikan bate meuasah (atu untuk mengasah pisau atau paang) oelh penduduk. padahal batu-batu itu adalah bukti sejarah yang amat berharga dan memiliki nilai estetika yang tinggi. aku mulai dengan ke bengkel...

AKu service motorku. udah dua bulan ngak cium bengkel. perjalanan mencari makam adalah perjalanan jauh. ada beberapa tempat yang kukenal sebagai tempat pemakaman lama. di peuniti dekat meseum, di daerah perumahan tenatar di dekat mesjid raya baiturrahaman, di kampung pande, dan beberapa diantaranya ada di Peukan Bada. daerah-daerah letaknya berjauhan. makanya aku siapkan mental dan spiritual yang cukup...
aku mulai ke museum. di sana ada kuburan iskandar muda


Iskandar muda adalah raja Aceh yang paling besar dan berpengaruh. ia memerintah pada tahun 1607-1636. pada masa pemerintahannya, aceh bukan hanya daerah yang ada saat ini, namun hampir seluruh sumatera dan seluruh Malaya kecuali Malaka. ia juga melakukan hubungan yang baik dengan berbagai negara di dunia. dengan Turki Iskandar muda saling mengirimkan tenaga ahli dan pasukan perang. ratusan tenaga ahli meriam datang ke aceh dari turki pada masa pemerintahan iskandar muda. karenanya pada masa itu aceh tidak perlu mengimpor bantuan alat perang dari luar. bahkan beberpaa kerajaan di Nusantara memasuk perlengkapan senjatanya dari Aceh.

di samping makam iskandar muda, ada beberapa makam lain, Makam Kandang Mueh.


makam kandang meuh artinya makam kandang emas. sayangnya aku belum medapatkan referensi sejarah yang cukup mengenai makam dan istilah ini. sedangkal bacaanku belaum kutemukan istilah ini, dan siapa saja yang dimakamkan di sana. dulu, lama sekali sudah, aku pernah dengar kalau di sana dimakamkan keluarga iskandar muda.Iskandar muda punya beberapa istri. diantaranya dari pahang dan bugis. istri dari pahang merupakan permaisuri yang sangat dicintainya. bahkan ia mebangun sebuah taman untuk istrinya ini. ia juga membuat sebuah sungai (Krueng Daroy) yang mengalir di bawah istana.Ini merupakan persembahan Iskandar Muda untuk permaisuri yang sangat dicintainya tersebut.
dari makam iskandar Muda aku menuju ke perumaham TNI yang tidak jauh dari sana.

Di sini dimakamkan raja-raja awal aceh (abad 16). ini merupakan makam raja sebelum iskandar muda bertahta. menurut penjaganya, raja yang dimakamkan di sini tidak berurutan. artinya ada beberapa raja yang memerintah dalam periode itu dimakamkan di tempat lain.bahkan ada seorang ulama yang hidup pada masa safiatuddin tapi dimakamkan di sana. padahal safiatuddin memerintah pada abad 18. ini berarti selang 200 tahun.
makam ini sedikit terawat. mungkin karena berada di komplek pemukiman penduduk.
setelah di makam ini aku melanjutkan ke kampung pande. aku kesasar. terbawa ke kampung jawa.
tapi ada yang mnarik di sana. aku memang sudha lama mau ke kampung jawa.di sini tempat pembuangns ampak kota. aroma menyengat lansgung tercium ketika baru masuk ke sana. tumpukan sampah yang menggunung langsaung terlihat.

daerah ini bersambung dengan pelabuhan ujong pula di sebelah barat. hanya satu kilometer langsung menuju kuala dan berhadpan dengan lautan hindia. dari sana nampak jelas pualng sabang dan kapal yang yang lalu lalalng menuju Pulau sabang. banyak orang mancing juga. bahkan jumlah pemancing akan bertambah banyak waktu sore.

setelah minum2 aku melanjutkan ke rute yang benar. kampung pande mencari makam-makam tua. menurut sejarah, di sebut kampung pande karena disni bermukim para ahli dalam berbagai bidang. pembuat kapal, meriam, perlengkapan perang, perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya. mereka berasal dari berbagai belahan dunia. mereka dikenal dengan "pande" artinya para ahli. makanya kampung itu dinamakan kampung pande.Ada beberapa makam di kampung pande. namun semuanya tidak terurus dengan baik.

nampaknya pemerintah tidak terlalu peduli dengan makam-makam ini. makam tua yang menjadi saksi kebesaran kerajaan aceh masa lalu terbengkalai begitu saja dan tidak dihiraukan. aku tidak tahu apa ada studi intensif yang pernah dilakukan untuk inventarisir makam-makam ini. pernah kudengar kalau BRR melakukannya. namun namanya juga BRR, dana sudah keluara banyak hasilnya tidak ada sama sekali. menurutku aharus ada kerja keras dan perhatian serius pemda untuk menyelamatkan aset-aset sejarah ini. ke depan juga diperlukan penelitian dan inventarisir nisan dan makam ini. ini sekedar harapan.

guru sejarah juga perlu mebawa muridnya jalan2 ke sana untuk perkenalan dengan objek sejarah. dengan demikian makam2 ini "hidup" dan berfungsi ganda. sebagai objek wisata sekaligus objek kajian sejarah. aku yakin kalo di eropa atau di daerah yag perkembangan ilmu pengetahuan sudah pesat, makam seperti ini akan dijaka bak emas murni.sebab ini akan menceritakan banyak hal di masa lalu. dari makam ini kita akan tahu kapan dan dengan siapa aceh pernah menjalin hubungan di masa lalu dan bagaimana peredaran ilmu pengetahuan. namun ini -sekali lagi- butuh usaha dan kerja keras semua pihak

http://sehatihsan.blogspot.com/2008/06/makam-makam-yang-terabaikan-sebuah.html