Hari
minggu, gada kerjaan, malas n bosan. aku berfikir untuk mengunjungi
tempat-tempat sejarah yang mungkin telah dilupakan orang.aku sempat
berfikir beberapa alternatif, benteng, meseum, aceh pedalaman,
pelabuhan, atau makam.
Pilihanku jatuh pada makam. aku mau melihat
nisan-nisan lama aceh pada kuburan raja dan bangsawan lama. di beberapa
daerah di aceh besar, makam-makam tua tidak terurus. Beberapa batu nisan
malah sudah dijadikan bate meuasah (atu untuk mengasah pisau atau
paang) oelh penduduk. padahal batu-batu itu adalah bukti sejarah yang
amat berharga dan memiliki nilai estetika yang tinggi.
Aku mulai dengan
ke bengkel...aKu service motorku. udah dua bulan ngak cium
bengkel.
Perjalanan mencari makam adalah perjalanan jauh. ada beberapa
tempat yang kukenal sebagai tempat pemakaman lama. di peuniti dekat
meseum, di daerah perumahan tenatar di dekat mesjid raya baiturrahaman,
di kampung pande, dan beberapa diantaranya ada di Peukan Bada.
daerah-daerah letaknya berjauhan. makanya aku siapkan mental dan
spiritual yang cukup...
Selanjutnya ku ayunkan langkah kakiku ke museum Aceh . di sana ada kuburan iskandar muda
Iskandar muda adalah raja Aceh yang paling besar dan berpengaruh. ia
memerintah pada tahun 1607-1636. pada masa pemerintahannya, aceh bukan
hanya daerah yang ada saat ini, namun hampir seluruh sumatera dan
seluruh Malaya kecuali Malaka. ia juga melakukan hubungan yang baik
dengan berbagai negara di dunia. dengan Turki Iskandar muda saling
mengirimkan tenaga ahli dan pasukan perang.
Ratusan tenaga ahli meriam
datang ke aceh dari turki pada masa pemerintahan iskandar muda.
karenanya pada masa itu aceh tidak perlu mengimpor bantuan alat perang
dari luar. bahkan beberpaa kerajaan di nusantara memasukkan perlengkapan
senjatanya dari Aceh.
Di samping makam iskandar muda, ada beberapa makam lain, Makam Kandang Mueh.
makam kandang meuh artinya makam kandang emas. sayangnya aku belum
medapatkan referensi sejarah yang cukup mengenai makam dan istilah ini.
sedangkal bacaanku belaum kutemukan istilah ini, dan siapa saja yang
dimakamkan di sana.
Dulu... lama sekali sudah, aku pernah dengar kalau di
sana dimakamkan keluarga iskandar muda,Iskandar muda punya beberapa
istri, diantaranya dari pahang dan bugis,istri dari pahang merupakan
permaisuri yang sangat dicintainya,bahkan ia mebangun sebuah taman
untuk istrinya ini, ia juga membuat sebuah sungai (Krueng Daroy) yang
mengalir di bawah istana.Ini merupakan persembahan Iskandar Muda untuk
permaisuri yang sangat dicintainya tersebut.
Dari makam iskandar Muda aku menuju ke perumaham TNI yang tidak jauh dari sana.
Di sini dimakamkan raja-raja awal aceh (abad 16), ini merupakan makam
raja sebelum iskandar muda bertahta, menurut penjaganya, raja yang
dimakamkan di sini tidak berurutan, artinya ada beberapa raja yang
memerintah dalam periode itu dimakamkan di tempat lain,bahkan ada
seorang ulama yang hidup pada masa safiatuddin tapi dimakamkan di sana.
padahal safiatuddin memerintah pada abad 18, ini berarti selang 200
tahun,
makam ini sedikit terawat, mungkin karena berada di komplek pemukiman penduduk,
Setelah di makam ini aku melanjutkan ke kampung pande ...aku kesasar.... terbawa ke kampung jawa,tapi ada yang menarik di sana aku memang sudah lama mau ke kampung
jawa, di sini tempat pembuang sampah kot, aroma menyengat langsung
tercium ketika baru masuk ke sana tumpukan sampah yang menggunung
langsung terlihat.
Daerah ini bersambung dengan pelabuhan
ujong pula di sebelah barat, hanya satu kilometer langsung menuju kuala
dan berhadapan dengan lautan hindia, dari sana nampak jelas pulau sabang
dan kapal yang yang lalu lalang menuju Pulau sabang, banyak orang
mancing juga. bahkan jumlah pemancing akan bertambah banyak waktu sore.
Setelah minum2 aku melanjutkan ke rute yang benar,kampung pande
mencari makam-makam tua, menurut sejarah di sebut kampung pande karena
disini bermukim para ahli dalam berbagai bidang, pembuat kapal, meriam,
perlengkapan perang, perlengkapan rumah tangga dan lain sebagainya,
mereka berasal dari berbagai belahan dunia, mereka dikenal dengan
"pande" artinya para ahli, makanya kampung itu dinamakan kampung
pande, Ada beberapa makam di kampung pande, namun semuanya tidak terurus
dengan baik.
Nampaknya pemerintah tidak terlalu peduli dengan
makam-makam ini, makam tua yang menjadi saksi kebesaran kerajaan aceh
masa lalu terbengkalai begitu saja dan tidak dihiraukan. aku tidak tahu
apa ada studi intensif yang pernah dilakukan untuk inventarisir
makam-makam ini, pernah kudengar kalau BRR melakukannya, namun namanya
juga BRR, dana sudah keluara banyak hasilnya tidak ada sama sekali,
menurutku harus ada kerja keras dan perhatian serius pemda untuk
menyelamatkan aset-aset sejarah ini, ke depan juga diperlukan penelitian
dan inventarisir nisan dan makam ini. ini sekedar harapan.
Guru sejarah juga perlu membawa muridnya jalan2 ke sana untuk perkenalan
dengan objek sejarah, dengan demikian makam-makam ini "hidup" dan berfungsi
ganda, sebagai objek wisata sekaligus objek kajian sejarah.
Aku yakin
kalo di eropa atau di daerah yag perkembangan ilmu pengetahuan sudah
pesat, makam seperti ini akan dijaka bak emas murni, sebab ini akan
menceritakan banyak hal di masa lalu, dari makam ini kita akan tahu
kapan dan dengan siapa aceh pernah menjalin hubungan di masa lalu dan
bagaimana peredaran ilmu pengetahuan, namun ini sekali lagi butuh
usaha dan kerja keras semua pihak